6
Tidak mirip dengan kejadian yang dialami oleh kapal Titanic, namun kisah pedih Perahu Phinisi Nusantara yang dioperasikan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) sama, yakni kandas di tengah perairan ketika hendak mengantarkan para penumpangnya. Bedanya Phinisi Nusantara tidak kandas ketika menyeberangi samudera luas dan riwayat suram dalam masalah keuangan senantiasa membelit perjalanan hidup perahu ini.
Dalam film Titanic digambarkan betapa kapal uap berteknologi canggih pada masanya tersebut tenggelam setelah menabrak gunung es di tengah samudera Atlantik dan menelan banyak korban jiwa. Sementara itu, penumpang Perahu tradisional Phinisi Nusantara yang terdampar di Pulau Karang Musi, Kepulauan Seribu, Minggu (15/9) semuanya selamat. Phinisi yang pernah berhasil menyeberangi Samudera Pasific tersebut rencananya hendak joy sailing membawa para siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) se-DKI Jakarta mengenali laut. Kapal wisata yang pada tanggal 13 September 2002 genap berusia 16 tahun itu dan baru akan dirayakan pada minggu berikutnya terdampar di perairan karang karena terbawa oleh angin. Sampai saat ini, dia masih terendam menunggu bantuan dari siapa saja yang peduli kepadanya. Dengan separuh lambung perahu tersangkut di karang, geladak porak-poranda, tiang layar depan (fore sail) terapung di air dan layar Jib yang tercabik serta keheningan di tengah kabut yang mencekam, demikianlah kondisi Perahu layar tradisional Phinisi Nusantara.
Menuju Vancouver
Jika sejenak kita tengok ke belakang dari sejarahnya, Perahu ini berhasil melakukan pelayaran perdananya menyeberangi Samudera Pasifik menuju ke Vancouver, Kanada, 9 Juli 1986 silam. Di pelabuhan Marine Plaza, Phinisi Nusantara banyak mendapat kunjungan dari masyarakat Vancouver.
Perahu tradisional tersebut sangat diminati oleh para pengunjung karena Perahu yang terbuat dari kayu itu dengan gagah berani menyeberangi lautan Pasifik yang maha dahsyat. Waktu itu, kunjungan masyarakat Vancouver ke Phinisi Nusantara setiap harinya cukup ramai, rata-rata sekitar 3.000 orang. Puncaknya pada 21 September 1986, Perahu tersebut didatangi sekitar 25.000 pengunjung. Masyarakat Vancuover sendiri juga mempunyai sejarah maritim yang tua dan tetap dipelihara dengan tekun, sehingga, kehadiran perahu-perahu layar seperti Phinisi Nusantara yang memiliki reputasi internasional ini pastilah mendapat sambutan hangat.
Namun demikian, minat untuk membeli Perahu ini sama sekali tidak hebat. Bahkan setelah satu minggu Phinisi Nusantara tertambat di Marine Plaza, belum ada sebuah penawaran pun yang masuk. Panitia pusat yang berada di Jakarta, Menteri Keuangan JB Sumarlin sekaligus selaku penanggungjawab EXPO '86 Indonesia, mengambil langkah mengumpulkan para Konsorsium Minyak Amerika di Indonesia untuk membeli Phinisi Nusantara dan disumbangkan kepada sebuah badan atau yayasan yang berhubungan dengan kelautan. Usaha itu pun akhirnya berhasil mengumpulkan dana sebesar 25.000 dolar AS. Jumlah tersebut dapat menutupi biaya pembuatan dan perjalanan Perahu ini.
Selain itu, pada awalnya Perahu itu juga diproyeksikan akan berpartisipasi dalam arena mancanegara pada EXPO '86 yang bertema "World in Motion, World in Touch" dan usai mengikuti acara itu maka Perahu akan diserahkan kepada pihak Institute of Oceanography, University of California, San Diego (UCSD). Namun ternyata pejabat yang berwenang mewakili Universitas yaitu Dr Donald J Raidt belum bersedia menandatangani naskah serah terima sebelum ada kepastian agar Phinisi Nusantara direnovasi dulu sehingga memenuhi standar Biro Klasifikasi AS (American Bureau of Shipping) dan hal tersebut terkendala dengan besarnya biaya, yaitu sekitar 500.000 dolar AS.
Source Gambar : BONTOBAHARI FB COMMUNITY
Phinisi Nusantara Bagian Dari Sejarah Republik Indonesia

Dalam film Titanic digambarkan betapa kapal uap berteknologi canggih pada masanya tersebut tenggelam setelah menabrak gunung es di tengah samudera Atlantik dan menelan banyak korban jiwa. Sementara itu, penumpang Perahu tradisional Phinisi Nusantara yang terdampar di Pulau Karang Musi, Kepulauan Seribu, Minggu (15/9) semuanya selamat. Phinisi yang pernah berhasil menyeberangi Samudera Pasific tersebut rencananya hendak joy sailing membawa para siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) se-DKI Jakarta mengenali laut. Kapal wisata yang pada tanggal 13 September 2002 genap berusia 16 tahun itu dan baru akan dirayakan pada minggu berikutnya terdampar di perairan karang karena terbawa oleh angin. Sampai saat ini, dia masih terendam menunggu bantuan dari siapa saja yang peduli kepadanya. Dengan separuh lambung perahu tersangkut di karang, geladak porak-poranda, tiang layar depan (fore sail) terapung di air dan layar Jib yang tercabik serta keheningan di tengah kabut yang mencekam, demikianlah kondisi Perahu layar tradisional Phinisi Nusantara.
Menuju Vancouver
Jika sejenak kita tengok ke belakang dari sejarahnya, Perahu ini berhasil melakukan pelayaran perdananya menyeberangi Samudera Pasifik menuju ke Vancouver, Kanada, 9 Juli 1986 silam. Di pelabuhan Marine Plaza, Phinisi Nusantara banyak mendapat kunjungan dari masyarakat Vancouver.
Perahu tradisional tersebut sangat diminati oleh para pengunjung karena Perahu yang terbuat dari kayu itu dengan gagah berani menyeberangi lautan Pasifik yang maha dahsyat. Waktu itu, kunjungan masyarakat Vancouver ke Phinisi Nusantara setiap harinya cukup ramai, rata-rata sekitar 3.000 orang. Puncaknya pada 21 September 1986, Perahu tersebut didatangi sekitar 25.000 pengunjung. Masyarakat Vancuover sendiri juga mempunyai sejarah maritim yang tua dan tetap dipelihara dengan tekun, sehingga, kehadiran perahu-perahu layar seperti Phinisi Nusantara yang memiliki reputasi internasional ini pastilah mendapat sambutan hangat.
Namun demikian, minat untuk membeli Perahu ini sama sekali tidak hebat. Bahkan setelah satu minggu Phinisi Nusantara tertambat di Marine Plaza, belum ada sebuah penawaran pun yang masuk. Panitia pusat yang berada di Jakarta, Menteri Keuangan JB Sumarlin sekaligus selaku penanggungjawab EXPO '86 Indonesia, mengambil langkah mengumpulkan para Konsorsium Minyak Amerika di Indonesia untuk membeli Phinisi Nusantara dan disumbangkan kepada sebuah badan atau yayasan yang berhubungan dengan kelautan. Usaha itu pun akhirnya berhasil mengumpulkan dana sebesar 25.000 dolar AS. Jumlah tersebut dapat menutupi biaya pembuatan dan perjalanan Perahu ini.
Selain itu, pada awalnya Perahu itu juga diproyeksikan akan berpartisipasi dalam arena mancanegara pada EXPO '86 yang bertema "World in Motion, World in Touch" dan usai mengikuti acara itu maka Perahu akan diserahkan kepada pihak Institute of Oceanography, University of California, San Diego (UCSD). Namun ternyata pejabat yang berwenang mewakili Universitas yaitu Dr Donald J Raidt belum bersedia menandatangani naskah serah terima sebelum ada kepastian agar Phinisi Nusantara direnovasi dulu sehingga memenuhi standar Biro Klasifikasi AS (American Bureau of Shipping) dan hal tersebut terkendala dengan besarnya biaya, yaitu sekitar 500.000 dolar AS.
![]() |
PHINISI NUSANTARA (Dermaga Marine Plaza Vancouver Canada, 1986) |
![]() |
ABK Phinisi Nusantara Disambut denganTarian Khas Sulawesi Selatan |
![]() |
Para ABK Phinisi Nusantara Di Terima Oleh Presiden Suharto Diruang Kerjanya |
![]() |
Suasana Penjemputan ABK Phinisi Nusantara Di Dermaga Marine Plaza Vancouver Canada |
![]() |
Suasana Penjemputan ABK Phinisi Nusantara Di Dermaga Marine Plaza Vancouver Canada |
![]() |
Suasana Penjemputan ABK Phinisi Nusantara Di Dermaga Marine Plaza Vancouver Canada |
![]() |
melewati jembatan False Creek memasuki Pelabuhan Vancouver Kanada di kawal oleh 2 kapal kano ( perahu asli tradisional suku Indian ) dan di belakang kapal perang Angkatan Laut Amerika |
![]() |
ABK Phinisi Nusantara |
![]() |
ABK Phinisi Nusantara |
This post was written by: Bontobahari Community
Mengawal Setiap Kebijakan Pemerintah Kab. Bulukumba Yang Tidak Berpihak Terhadap Rakyat Bulukumba Dan Melawan Diskriminasi | Facebook Fan Page
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 Responses to “Phinisi Nusantara Bagian Dari Sejarah Republik Indonesia”
November 18, 2010 at 3:33 PM
sangat disayanbgkan akhirnya terdampar di kepulauan seribu
kita mesti buat lagi yang lebih kuat dan lebih bagus
November 20, 2010 at 1:03 PM
phinisi membawa sejarah yang membanggakan indonesia
semoga ada phinisi phinisi lain yang siap membelah samudra di dunia
November 22, 2010 at 10:49 AM
pinisi kebanggaan warga sulsel.... salam kenal... auki tukaran link dengan blog saya.. mohon dikunji di'......
November 29, 2010 at 7:35 PM
ini bahasa inodnesianya ya... :D
December 1, 2010 at 3:18 AM
Sudah lama saya cari-cari artikel semacam ini. Ternyata ketemu di sini. Mantabbzz.. Hidup Phinisi.
December 2, 2010 at 4:41 PM
Hari ini khusus untuk belajar sejarah... hehehehe
Post a Comment
GUNAKAN HAK ANDA UNTUK BERKOMENTAR