6
KLM PHINISI NUSANTARA yang melakukan pelayaran Jakarta - Vancouver (Kanada). Misi
ini merupakan dari keikutsertaan bangsa Indonesia dalam rangka EXPO 86 Vancouver.
KLM PHINISI NUSANTARA merupakan kapal layar asli buatan bangsa Indonesia yang dibuat khusus oleh para ahli dari Tanaberu Bontobahari, Ujung Pandang (sekarang makasar). Konsepnya dibuat secara tradisional, tetapi dilengkapi dengan navigasi dan telekomunikasi yang canggih seperti peralatan komunikasi menggunakan satelit Inmarsat, yang merupakan sistem telkom tercanggih saat itu. Untuk tanda panggil (call sign) Perahu ini menggunakan kode YDYN.
Beberapa awak kapal yang ikut dalam pelayaran ini antara lain, Gita Ardjakusuma, pelaut dengan ijazah MPB I. Ia juga lulusan AAL Surabaya tahun 1968. Dalam pelayaran ini, ia bertindak sebagai nahkoda kapal. Kemudian berturut-turut Atok Issoluchi sebagai kepala kamar mesin, Amrillah Hasan (masinis), Mappagau (kepala kelasi), Rusli dan Muhammad Hatta (juru minyak), Hasyim (mualim II), Roy Rusdiman (juru masak), Bahtiar, Abdullah (pembantu umum) serta Pius Caro (wartawan KOMPAS).
Tepat, tanggal 9 juli 1986 dari dermaga Muara Baru Jakarta, Phinisi Nusantara dilepas secara resmi oleh Laks. Sudomo memulai petualangan baharinya. Rute yang diambil adalah Jakarta - Singapore, Singapore - Hongkong, Hongkong - Yokohama dan Yokohama - Vancouver. Tetapi karena pada waktu itu terjadi topan di perairan filiphina dan bagian selatan kepulauan jepang, maka satu-satunya jalan ialah menyusuri daerah katulistiwa ke arah timur dengan singgah di Honolulu, hawai. Rute yang terakhir inilah yang kemudian ditempuh.
Setelah melewati perjalanan panjang nan melelahkan selama 62 hari dan menempuh lebih kurang 10.600 mil dari Jakarta, PHINISI NUSANTARA tiba di Vancouver Canda. Ketika itu yang menyambut pertama kali adalah Adiwoso Abubakar, Duta besar Indonesia disana. Di arena EXPO 86 Vancouver tersebut, kapal tersebut bersanding dengan kapal duta bangsa lainnya, seperti Nippon maru milik Jepang.
Ditulis dengan gaya bahasa yang renyah, Pius Caro bisa menghadirkan pengalaman-pengalaman selama mengarungi samudera menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca. Misalkan, ketika awak kapal harus berjuang mati-matian melewati badai Topan disamudera pasifik selama empat hari. Diceritakan. selama empat hari tersebut mereka harus "dipaksa" tidur dalam keadaan terombang-ombing gelombang besar. Bahkan, beberapa awak kapal sudah bersiap-siap dengan pelampung dan surat-surat penting yang dibungkus dengan plastik yang dikalungkan. Ketika ditanya penulis "untuk apa", mereka menjawab "Siap-siap, jika sewaktu-waktu tenggelam".
Ada juga kisah lucu, bagaimana awak kapal membunuh waktu dengan memancing sepanjang hari, tetapi justru menjadi bahan godaan rekan-rekan mereka yang lain. Bagaimana tidak? tarikan senar pancing yang menguat bukannya oleh ikan, tetapi sengaja ditarik oleh teman sendiri lewat buritan (belakang kapal).
Orang-orang yang tiap hari ditempa oleh ganasnya laut ternyata menjadi pribadi yang lebih hangat, bersahabat serta disiplin. Para pelaut selalu mengedepankan filosofi "dilaut kita bersaudara"
Kisah Perjalanan Phinisi Nusantara Menuju Vancouver Canada

ini merupakan dari keikutsertaan bangsa Indonesia dalam rangka EXPO 86 Vancouver.
KLM PHINISI NUSANTARA merupakan kapal layar asli buatan bangsa Indonesia yang dibuat khusus oleh para ahli dari Tanaberu Bontobahari, Ujung Pandang (sekarang makasar). Konsepnya dibuat secara tradisional, tetapi dilengkapi dengan navigasi dan telekomunikasi yang canggih seperti peralatan komunikasi menggunakan satelit Inmarsat, yang merupakan sistem telkom tercanggih saat itu. Untuk tanda panggil (call sign) Perahu ini menggunakan kode YDYN.
Beberapa awak kapal yang ikut dalam pelayaran ini antara lain, Gita Ardjakusuma, pelaut dengan ijazah MPB I. Ia juga lulusan AAL Surabaya tahun 1968. Dalam pelayaran ini, ia bertindak sebagai nahkoda kapal. Kemudian berturut-turut Atok Issoluchi sebagai kepala kamar mesin, Amrillah Hasan (masinis), Mappagau (kepala kelasi), Rusli dan Muhammad Hatta (juru minyak), Hasyim (mualim II), Roy Rusdiman (juru masak), Bahtiar, Abdullah (pembantu umum) serta Pius Caro (wartawan KOMPAS).
Tepat, tanggal 9 juli 1986 dari dermaga Muara Baru Jakarta, Phinisi Nusantara dilepas secara resmi oleh Laks. Sudomo memulai petualangan baharinya. Rute yang diambil adalah Jakarta - Singapore, Singapore - Hongkong, Hongkong - Yokohama dan Yokohama - Vancouver. Tetapi karena pada waktu itu terjadi topan di perairan filiphina dan bagian selatan kepulauan jepang, maka satu-satunya jalan ialah menyusuri daerah katulistiwa ke arah timur dengan singgah di Honolulu, hawai. Rute yang terakhir inilah yang kemudian ditempuh.
Setelah melewati perjalanan panjang nan melelahkan selama 62 hari dan menempuh lebih kurang 10.600 mil dari Jakarta, PHINISI NUSANTARA tiba di Vancouver Canda. Ketika itu yang menyambut pertama kali adalah Adiwoso Abubakar, Duta besar Indonesia disana. Di arena EXPO 86 Vancouver tersebut, kapal tersebut bersanding dengan kapal duta bangsa lainnya, seperti Nippon maru milik Jepang.
Ditulis dengan gaya bahasa yang renyah, Pius Caro bisa menghadirkan pengalaman-pengalaman selama mengarungi samudera menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca. Misalkan, ketika awak kapal harus berjuang mati-matian melewati badai Topan disamudera pasifik selama empat hari. Diceritakan. selama empat hari tersebut mereka harus "dipaksa" tidur dalam keadaan terombang-ombing gelombang besar. Bahkan, beberapa awak kapal sudah bersiap-siap dengan pelampung dan surat-surat penting yang dibungkus dengan plastik yang dikalungkan. Ketika ditanya penulis "untuk apa", mereka menjawab "Siap-siap, jika sewaktu-waktu tenggelam".
Ada juga kisah lucu, bagaimana awak kapal membunuh waktu dengan memancing sepanjang hari, tetapi justru menjadi bahan godaan rekan-rekan mereka yang lain. Bagaimana tidak? tarikan senar pancing yang menguat bukannya oleh ikan, tetapi sengaja ditarik oleh teman sendiri lewat buritan (belakang kapal).
Orang-orang yang tiap hari ditempa oleh ganasnya laut ternyata menjadi pribadi yang lebih hangat, bersahabat serta disiplin. Para pelaut selalu mengedepankan filosofi "dilaut kita bersaudara"
This post was written by: Bontobahari Community
Mengawal Setiap Kebijakan Pemerintah Kab. Bulukumba Yang Tidak Berpihak Terhadap Rakyat Bulukumba Dan Melawan Diskriminasi | Facebook Fan Page
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 Responses to “Kisah Perjalanan Phinisi Nusantara Menuju Vancouver Canada”
November 9, 2010 at 1:01 PM
kapalnya bagus ya
November 9, 2010 at 1:42 PM
'tarikan senar pancing yang menguat bukannya oleh ikan, tetapi sengaja ditarik oleh teman' wakakaka ada-ada saja tapi kapalnya kereen banged :)
November 9, 2010 at 7:44 PM
phinisi memang hebat bos berlayar sampe keujung dunia sana...
November 9, 2010 at 7:48 PM
dibalik kegagahan phinisi tersembul tali persaudaraan yg kuat sekuat kapalnya.
November 10, 2010 at 9:35 AM
kapal phinisi sememang membanggakan
telah kutulis juga sedikit di blogku
November 10, 2010 at 1:30 PM
kapalnya kerennnn....
jadi pengen naek kapal trus nyontohin adegannya titanic
xiixixi
Post a Comment
GUNAKAN HAK ANDA UNTUK BERKOMENTAR